Membahas Tentang Seputar Ilmu Agama Islam

Kultum: Memetik Hikmah Dari Peristiwa Hijrah

Sajadah Muslim ~ Alhamdulillahil wahidil ahad, aladzi lam yalid wa lam yuulad wa lam yakullahu kufuwwan ahad, ahmaduhu subhanahu wata’ala wa asykuruhu, allahumma sholli wa sallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ash habihi wa man tabi’ahum ila yaumil qiyamah, amma ba’du.


Yang terhormat para ustadz dan ustadzah, para bapak, ibu, hadirin dan hadirat yang dimuliakan Allah swt.

Mengawali jumpa kita melalui  mimbar kultum kali ini, marilahkita panjatkan puji syukur kepada Allah, Tuhan semesta alam, sebab berkat rahmat, anugerah dan petunjuk-Nya  pada saat ini, kita  bisa bertemu muka dan berkumpul di tempat ini tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat  dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw  yang telah mengeluarkan manusia dari gelap gulita kekafiran menuju pada cahaya kebenaran,yaitu agama Islam.

Bapak, ibu, Saudara sekalian yang saya muliakan

Ketika kita memperhatikan ayat-ayat AI-Qur'an yang berkenaan dengan hijrah selalu dirangkai dengan pernyataan iman dan jihad. Sebagaimana firman Allah swt berikut ini : 

"Orang-orang yang berimati dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari pada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal." (QS. At-Taubah: 20-21).

Dari ayat tersebut kiranya dapatlah kita pahami bahwa sikap hijrah haruslah didasarkan pada keimanan dan motivasi jihad, semangat perjuangan  yang didasarkan keyakinan kepada Allah untuk mendapatkan rahmat  dan keridhaan-Nya.

Rasulullah saw dan para sahabat dalam menjalankan  hijrah tidak saja mengorbankan harta benda, cucuran keringat, tetapi jiwa dan raga pun menjadi dipertaruhkan. Bahkan ketika mereka menghadapi saat-saat yang genting dan membahayakan yang sangat boleh jadi mengancam keselamatan jiwanya.

Tetapi karena hijrah sebagai sebuah bentuk jihad atau perjuangan yang didasarkan pada keimanan. Sehingga walau bagaimanapun pahit getirnya penderitaan yang menimpa mereka, berpisah meninggalkan kampung halaman dan harta benda yang bertahun-tahun mereka miliki turun temurun, meninggalkan sanak keluarga yang clicintainya, menempuh perjalanan  gurun  pasir yang cukup jauh dan melelahkan, mereka dapat melakukan dengan ringan penuh keyakinan akan pertolongan Allah SWT.

Bapak, ibu, Saudara sekalian yang saya muliakan

Dalam  konteks  kekinian di era global di mana arus budaya sekuler begitu derasnya membobol tanggul-tanggul peradaban kita yang elok. Berhala-berhala modern ada di mana-mana,   kemaksiatan merajalela, kemungkaran menggila-gila, yang oleh sebagian orang  dinyatakan sebagai  jahiliyah kedua (jahiliyali modern), maka pelajaran penting yang harus dipetik dari peristiwa hijrah dan diterapkan dalam kehidupan kita ini ialah hijrah yang bersifat mental dan hati nurani (hijrah qalbiyah).

Secara garis besar pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa hijrah itu adalah:

Pertama: Kita harus memiliki keteguhan hati dan kesabaran di dalam memperjuangkan cita-cita luhur, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh RasuIullah saw. Walaupun kesulitan terus menghadang, tekanan dan intimidasi timpa menimpa kaum muslimin terus tetap tegak berdiri dalam memperjuangkan  dan rnenegakkan komitmen keimanannya.

Kedua: Kesediaan berkurban, karena setiap perjuangan tentu membutuhkan pengorbanan. Demi tetap tegaknya agama Allah, kita harus berani berkurban, mungkin dengan mengorbankan  kesenangan diri, korban perasaan, harta benda bahkah terkadang sampai pengorbanan nyawa.

Ketiga: Rasa optimisme memandang ke depan yang lebih baik akan tegaknya kebenaran. Perjuangan tidak boleh surut mundur ke belakang, cita-cita mulia harus tetap ditegakkan tanpa mengenal putus asa, karena memang Islam dirancang Tuhan sebagai agama yang luhur dan pada akhirnya kebenaran agama Allah-lah yang akan menang dan kebatilan pasti akan binasa.

Bapak, ibu, Saudara sekalian yang saya muliakan

Mengakhiri kultum di kesempatan kali ini, marilah kita berdo'a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia serta petunjuk­Nya kepada kita, sehingga kita mampu mengisi hidup ini dengan nilai­nilai perjuangan demi izzul lslam wal muslimin.  Demikianlah yang dapat  saya sampaikan,  terima  kasih atas  perhatiannya  dan mohon maaf atas kesalahan  dan kurang  lebihnya. Hadanallah waiyyakum ajma'in, was salamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Oleh Ustadz Abdullah Farouk & Ustadz MS. Ibnu Hasan

Labels: Kumpulan Ceramah Kultum

Thanks for reading Kultum: Memetik Hikmah Dari Peristiwa Hijrah. Please share...!

1 Comment for "Kultum: Memetik Hikmah Dari Peristiwa Hijrah"

Back To Top